JALAN UNTUK MENEMUKAN ATMAN - 2




Sifat-Sifat Atman
Dalam Bhagavad Gita dijabarkan mengenai sifat-sifat Atman, diantaranya adalah:[
1.     Tak terlukai oleh senjata  - Achedya 
2.     Tak terbakar oleh api - Adahya 
3.     Tak terkeringkan oleh angin - Akledya 
4.     Tak terbasahkan oleh air - Acesyah 
5.     Abadi - Nitya 
6.     Ada di mana- mana - Sarwagatah
7.     Tak berpindah- pindah - Sthanu 
8.     Tak bergerak - Acala 
9.     Selalu sama - Sanatana 
10.  Tak dilahirkan - Awyakta 
11.  Tak terpikirkan - Acintya 
12.  Tak berubah dan sempurna, tidak laki- laki ataupun perempuan -  Awikara 




Jalan Untuk Menemukan Atman
Menurut analisis Hindu, pada umumnya ada empat tipe pribadi manusia yaitu manusia yang suka merenung, aktif, emosional, dan empiris (menekankan pengalaman). Tujuan akhir dari masing-masing jalan adalah untuk menjernihkan permukaan diri kita dan pribadi itu harus dibersihkan dari kotoran moral yang besar.  Orang yang ingin melakukan yoga harus memulai kebiasaan serta praktik hidup yang bermoral. Empat jalan tersebut adalah :
1.  Karma Yoga (Jalan melalui Kerja) ditujukan secara khusus bagi orang yang berwatak aktif. Kerja adalah pokok kehidupan manusia. Dorongan bekerja bukanlah motivasi ekonomis, melainkan motivasi psikologis. Jalan ini menggunakan kerja sebagai sarana untuk menuju Tuhan. Karma yoga dapat dipraktikkan dengan gaya jnana yoga (pengetahuan) atau bhakti yoga (cinta).  Pekerjaan dapat menjadi wahana menuju Tuhan melalui kedua hal tersebut. Seorang yang menganut jalan karma yoga akan berusaha melakukan setiap hal yang dihadapinya seakan-akan hal itu merupakan satu-satunya tugas yang harus dikerjakannya.
2. Bhakti Yoga (Jalan melalui Cinta)  Tujuan untuk memuja Tuhan dengan segenap kemampuan yang ada pada diriNYA. dengan  mencintai Tuhan dengan setulus hati, mencintai dalam kehidupan, dan mencintai-Nya tanpa pamrih apapun. Pendekatan bhakti yoga  yaitu: Japam, yaitu latihan menyebut nama Tuhan berulang-ulang kali.
3. Jnana Yoga (Jalan melalui Pengetahuan) :  diperuntukkan bagi orang-orang yang mempunyai kecenderungan intelektual yang kuat. Bagi orang seperti itu, Hindu menuntun dengan  serangkaian semadi dan pembuktian logis, yang dimaksudkan untuk meyakinkan si pemikir bahwa ada hal yang lebih dari dirinya. Jalan untuk memperoleh pengetahuan ini terdiri dari tiga langkah yaitu mendengar, berpikir, dan melihat.


4.  Raja Yoga (Jalan melalui Latihan Psikologis). Yoga ini mampu membawa orang ke taraf yang tinggi.  Satu-satunya syarat yang diperlukan untuk menempuh raja yoga ini adalah dimilikinya suatu dugaan kuat bahwa diri manusia sebenarnya jauh lebih mengagumkan dari yang kita sadari saat ini. Orang yang melakukan raja yoga akan melakukan percobaan terhadap rohaninya sendiri dengan hipotesis bahwa Atman ada di dalam lapisan-lapisan diri manusia.. Tujuan raja yoga adalah untuk membuktikan keabsahan dari pandangan tentang lapisan-lapisan ini. Raja yoga adalah praktek yang secara langsung menuju kepada penguasaan pikiran dan kesadaran diri. Karena secara langsung menuntun seseorang untuk mengontrol pikirannya, maka Raja yoga ini juga disebut sebagai Royal yoga.



Tahap-tahap dari raja yoga ada delapan tingkat yang dikenal dengan  Ashtanga yoga atau Delapan tangga yoga,yang di rumuskan oleh Patanjali di dalam kitab Yoga Sutra. Pada awal masa pembentukannya, yoga masih merupakan suatu pengetahuan yang lebih sistematis. Dalam kitab yang di tulis dalam bahasa sansekerta pada kira-kira abad ke-2 SM ini,terdapat panduan mengenai tahap-tahap pemurnian tubuh dan pikiran agar dapat masuk lebih jauh ke dalam kesadaran yang lebih tinggi menuju realisasi diri atau Samadhi, Setiap tahap merupakan bagian mandiri yang dapat dilakukan secara terpisah, atau dapat pula dilakukan simultan dan bertahap.

1. Tanggga Pertama : Yama,atau pengendalian diri, terdiri dari 5 aspek, di namakan panca yama,yaitu :
a. Ahimsa : anti kekerasan,menghindari setiap bentuk tindak kekerasan, baik terhadap sesama manusia, binatang maupun lingkungan sekitar.
b. Satya : Kebenaran yang sejati, mengikuti nurani dan menguatkan mental untuk selalu berkata, berpikir,dan berlaku secara benar.
c.  Asteya : tidak mencuri, tidak menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain.
d. Brahmacharya : Menjaga kesucian hidup secara seimbang dalam segala hal dan menjaga kesucian tubuh, pikiran dan emosi.
e. Aparigraha : nonposesif, menjauhkan diri dari membangga-banggakan diri dan harta, tetap hidup dengan sederhana dan tidak berlebihan.
2.  Tangga Kedua : Nimaya, atau displin diri, terdiri dari 5 aspek yang dinamakan panca niyama, yakni
a.  Svadhyaya: Menuntut ilmu. Selalu haus akan ilmu dan memilki hasrat untuk terus memperdalam ilmu.
b.   Tapa : ketekunan dan usaha keras.
c.   Santosha : penuh kedamaian. Menjaga rasa damai dan rasa puas dalam diri.
d.   Saucha : kemurnian. Meningkatkan kemurnian tubuh dan pikiran.
e.  Ishvara Panindhana : menghormati Tuhan dan ajaran agama yang ada.
3. Tangga Ketiga  : Asana, atau postur yoga, merupakan gerakan yang lembut dan sistematis.  Asana bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan serta kekuatan otot dan sendi tubuh, memijat susunan saraf pusat di punggung, melancarkan aliran darah, menyeimbangkan produksi hormon, serta membuang racun dari dalam tubuh.
4.  Tangga Keempat : Pranayama, atau tekniik pernapasan, meningkatkan asupan oksigen serta prana ke dalam tubuh, menggiatkan fungsi kerja sel tubuh, serta meningkatkan konsentrasi dan ketenangan pikiran.
5. Tangga Kelima : Pratyahana, menguasai rasa, yaitu menarik perhatian dari semua rangsangan yang terdapat di luar dan dapat mengganggu konsentrasi, dan mengarahkannya ke daLam diri. Pratyahara bertujuan mendiamkan pikiran dan merupakan pelatihan yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran (mindfulness).
6. Tangga Keenam :  Dharana, konsentrasi, adalah tahap awal menuju Dhyana atau meditasi. Dharana merupakan kelanjutan Pratyahara karena pikiran menjadi lebih tajam.
7.  Tangga Ketujuh :  Dhyana, meditasi, adalah perjalanan untuk lebih jauh masuk dalam pikiran dan diri (the self) dan mulai meniadakan eksistensi tubuh.
8. Tangga Kedelapan : Samadhi, kesadaran tertinggi atau pencerahan. Dalam tahap dhyana (meditasi) terkadang masih terasa dualisme antara kesadaran tubuh. Samadhi merupakan titik kulminasi  atau peleburan antara atma (diri) dan Sang Brahnan ( Sang Pencipta).

Compiled : IDP Sedana, 


Belum ada Komentar untuk "JALAN UNTUK MENEMUKAN ATMAN - 2"

Posting Komentar

Add