TEMPAT SUCI DAN HARI RAYA SIKHISME (5)


Kuil Emas Amritsar

TEMPAT SUCI SIKH
Gurdwara ("gerbang menuju Guru"). adalah sebuah kuil peribadatan pemeluk Sikh, dibuat oleh Guru Ram Das pada tahun 1577. Gurdwara di Amritsar, nama resminya Harmandir Sahib, berwarna emas, bersinar gemilang terletak di sebuah kolam besar, di tengah danau berbentuk persegi. Tanah di sekitarnya berupa lantai pualam terletak di wilayah Majha, provinsi Punjab. Majha juga dikenal sebagai sungai Bari, karena terletak antara sungai Ravi dan sungai Beas. Majha sendiri terletak di jantung daerah Punjab kuno,  Gurdaspur, Batala dan Tam Taran Sahib, serta Amritsar.

Amritsar semula adalah nama danau. Amrit Sarovar berarti danau air suci. Kemudian menjadi nama kompleks kuil ini. Sampai akhirnya, seluruh kota ini dinamai Amritsar. Danau ini begitu suci. Ratusan umat Sikh mencelupkan diri ke dalam airnya yang sejuk. Ritual mandi ini bukan sekadar membasuh diri secara badani, tetapi punya juga pembasuhan dan penyucian jiwa spiritual. 

Kuil Emas Amritsar sangat unik dibandingkan dengan rumah ibadah lainnya, karena selain menyimpan Granth Sahib, kitab suci agama Sikh. Kuil Emas Amritsar juga tidak hanya dimiliki penganut Sikh. Karena Kuil Emas Amritsar merupakan tempat suci yang terbuka bagi semua agama. Ini dibuktikan dengan simbol adanya pintu yang selalu terbuka di empat sisinya. Berbagai tokoh agama, dan politik, pernah mendatangi Kuil Emas ini, seperti Kaisar Mughal Akbar (yang membangun Taj Mahal). Peletakan batu pertama Kuil Emas Amritsar dilakukan oleh tokoh Muslim Sufi asal Lahore, Hazrat Mian Mir.

Bagi umat Sikh, minimal satu kali dalam hidupnya untuk mengunjungi Kuil Emas ini. Untuk pengunjung Kuil Emas Amritsar, orang harus melewati satu wilayah yang sangat padat penduduknya. Juga akan ditemui pasar yang menjual berbagai suvenir atau aksesoris umat Sikh. Di sana juga banyak dijual rempah-rempah, barang-barang dari kuningan, dan kain. Dari jauh, komplek Kuil Emas Amritsar sudah terlihat kemegahannya, karena bangunannya menjulang tinggi di antara bangunan bata merah yang mengepung di sekitarnya. Kuil Emas sendiri dibentengi oleh tembok putih besar di keempat sisinya. Gurdwara  dilengkapi dengan aula, dapur umum yang disebut Guru Ka Langgar yang menyiapkan makanan bagi setiap orang yang hadir tanpa memandang kedudukan sosial, kasta, jenis kelamin, pangkat maupun agamanya.

Air yang mengelilingi Mandir  ini dianggap sebagai kolam suci yang dikenal sebagai Sarovar Amrit (Pool of Nectar). Untuk mencapai ke wilayah kuil, harus melewati jembatan Parikrama (Guru’s Bridge)yang melambangkan perjalanan jiwa setelah kematian, sedangkan pintu gerbang yang ke arah jembatan bernama Darshani Deorhi. Meski terbuka untuk umum, Kuil Harmandir Sahib memiliki aturan yang harus dipatuhi. Beberapa di antaranya adalah pengunjung tidak diperbolehkan minum alkohol, makan daging dan merokok di dalam kuil. Pengunjung harus meninggalkan sepatu mereka di dekat pintu masuk dan mencuci kaki di kolam dangkal sebelum mereka masuk. Bagi Anda yang ingin meminta keterangan, disediakan pula Kantor Informasi yang terletak di sebelah kiri pintu gerbang utama kuil.


Festival dan Acara.
Di setiap malam  di tempat ini juga selalu diadakan prosesi Palki Sahib yang berlangsung di sepanjang jembatan. Dalam upacara ini kitab suci Sikh Guru Granth Sahib dibawa oleh sekumpulan orang yang “tidur” dalam Takht Akal di atas kursi parlemen yang dibuat sejak tahun 1609. Saat upacara  berlangsung, diberikan kesempatan bagi semua peziarah laki-laki dan pengunjung lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam penghormatan terhadap Kitab Suci mereka. Upacara ini biasanya berlangsung pada pukul 11 malam waktu setempat di musim panas dan 9.30 malam waktu setempat di musim dingin.



Festival


HARI RAYA
Ada tiga jenis perayaan yang diperingati oleh agama Sikh, umumnya perayaan ini diadopsi dari perayaan Hindu, antara lain:
  1. Perayaan tahun baru atau Baisakhi
  2. Perayaan cahaya atau Divali, dan
  3. Perayaan Hola Mohalla
Namun demikian perayaan tersebut pada saat ini jarang dilakukan, mungkin hal ini dikarenakan Guru Amar Das, Guru Ketiga mengatakan bahwa “perayaan yang bukan milik orang Sikh jangan dirayakan. Bahkan andaikata kita harus merayakannya pada hari yang sama, kita harus melakukannya dengan cara kita sendiri”.
Namun demikian ada upacara yang asli dari agama ini yang sering diperingati tiap tahunnya, perayaan tersebut bernama Gurpurb, perayaan ini dilakukan untuk memperingati kelahiran dan kematian sepuluh Guru.
Agama Sikh bukan hanya untuk orang Punjabi saja. Siapapun  yang mampu membaca dan memahami isi  Sri Guru Granth Sahib  dan mengikuti ajaran  Sikh bisa menjadi penganut agama ini.  Upacara untuk masuk agama ini disebut  Amrit Sanchaar yang dimulai dengan lima khalsa untuk memohon agar seorang  masuk kedalam persatuan atau persaudaraan Khalsa (Orang-orang Suci). Setelah  itu, mereka harus meminum air "Amrita" sejenis air madu yang dicampur  dengan Kirpan. Selama dicampur  kelima karangan khalsa yang suci dibaca :
  1. Jap Sahib, (dikarang oleh Sri  Guru GobindSingh Ji)
  2. Japji Sahib (dikarang oleh Guru Nanak ).
  3. Tav Prasaad Seveiye (dikarang oleh Guru Gobind Singh Ji)
  4. Benti Chaupai (dikarang oleh Sri Guru Gobind Singh Ji)
  5. Anand Sahib (dikarang oleh  Guru Amardas)
Pertama, air “Amrit” ini diteteskan di telapak tangan kanan dan diminum. Kemudian air ini dipercikkan sebanyak lima kali pada mata dan kepala mereka. Akhirnya setiap calon meminum air ini dari mangkuk yang sama sampai habis.



Artikel selanjutnya :
Agama Sikh tidak banyak merumuskan upacara ibadat. Ibadat yang paling pokok adalah semadi dalam rangka mengingat Tuhan untuk menyucikan rohani dari pengaruh-pengaruh yang menjauhkan manusia dari Tuhan. Di samping itu mereka mengenal sujud dan menyanyi di kuil. …….. Tujuan hidup sikhisme adalah untuk mencapai keselamatan melalui penyatuan dengan Tuhan. Penyatuan dengan Tuhan adalah tujuan terakhir. Hidup tidak punya arti bila berpisah dengan Tuhan. Sebagaimana guru Nanak berkata, “betapa ngeri perpisahan itu ketika berpisah dengan Tuhan, dan betapa membahagiakan penyatuan itu ketika bersatu denganNYA.”. ……………“Seseorang tidak akan mencapai Tuhan melalui nalar pemikirannya (logika manusia)”. Bagaimanakah caranya agar seseorang dapat memahami Kebenaran dan menembus awan Kebodohan? Yaitu dengan menyelaraskan kehendak kita  dengan KehendakNya, yang sebenarnya sudah direkayasa olehNya juga (dari awal penciptaan ini)” ……….


Compiled By : I Dewa Putu Sedana, 

Belum ada Komentar untuk "TEMPAT SUCI DAN HARI RAYA SIKHISME (5) "

Posting Komentar

Add