TENTARA KERA MEMBANGUN JEMBATAN RAMAYANA - 12



Pada  2001, Pemerintah India menyetujui Projek multi juta dolar Terusan  Sethusamudram yang bertujuan agar kapal dapat melintasi selat Palk dengan mengeruk dasar laut  yang sempit dekat Dhanushkodi ini diharapkan mengurangi lebih dari 400 km (hampir  30 jam waktu berlayar) meniadakan perjalanan mengelilingi pulau Sri Lanka. Terusan yang diusulkan ini  memerlukan pengerukan melalui Jembatan Shri Rama.
Partai oposisi meminta pelaksanaan projek Sethusamudram menggunakan salah satu dari lima alternative  yang dirumuskan pemerintah  sebelumnya tanpa merusak struktur Ramsetu. Pemerintah India menetapkan Sembilan komite  sebelum kemerdekaan, dan lima komite semenjak itu, untuk memberikan saran atas projek  terusan Sethusamudram.Kebanyakan dari mereka menyarankan melalui daratan Gurus melintasi pulau  Rameswaram dan tidak ada yang menyarankan untuk melintasi Jembatan Shri  Rama. Komite Projek  Sethusamudram pada tahun  1956 juga dengan keras merekomendasikan Pemerintah Pusat untuk melintasi  dataran Gurus ketimbang dengan memotong Jembatan Shri Rama.


Bala tentara Kera membangun Jembatan

Partai Politik termasuk Bharatya Janata Party  (BJP),  All India Anna Dravida Munnetra Kazhagam  (AIADMK),  Rashtriya Janata Dal  (RJD), Janata Dal (Sekuler)  (JD(S)) dan beberapa Organisasi Hindu menentang pengerukan melalui area yang  religius  – Jembatan Shri Rama populer seperti yang dijelaskan di Ramayana  – dan menyarankan untuk menggunakan jalur lain untuk terusan agar tidak merusak Jembatan Rama.  Negara dan Pemerintah menolak perubahan itu  bersama Union Shipping Minister T R Baalu, yang  berasal dari Dravida Munnetra Kazhagam  dan merupakan pendukung kuat dari projek tersebut, Penolakan terhadap pengerukan juga menekankan pada akibat di bidang ekologi  dan kelestarian samudera, juga kemungkinan hilangnya potensi cadangan  thorium  di area tersebut dan meningkatkan resiko kerusakan akibat tsunami. Beberapa organisasi menolak sepenuhnya projek ini ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Namun sayang dengan alasan membuka jalur perdagangan laut, pemerintah India berencana membongkar jembatan ini. Sehingga banyak kalangan umat Hindu tidak setuju dengan rencana pemerintah India itu. “Umat Hindu dunia mesti menyelamatkan jembatan ini, karena ia tak saja merupakan warisan dunia, tapi satu-satunya bukti fisik yang diwariskan Ramayana,” papar  Kusum Vyas, dari Lembaga Esha Wyasam Houston, Texas, Amerika Serikat. Berbicara di Bali-India Foundation, dalam  konperensi pemanasan global di Nusa Dua, Bali,  Kusuma Vyas (ilmuwan kelahiran Kenya, Afrika), menolak keras rencana pemerintah India untuk membuka jalur perdagangan laut di seputar Jembatan Shri Rama. Alasannya, Jembatan  Rama adalah warisan peradaban zaman lampau, situs bernilai tinggi dan satu-satunya dimiliki oleh dunia. Jika rencana itu diteruskan, Kusuma Vyas khawatir, ekosistem biota laut turut juga rusak, laut akan tercemar. Dia juga mengatakan “Jembatan  Rama adalah lambang peradaban Hindu. Hal ini tidak boleh dihancurkan. Menghancurkan, berarti menghilangkan jejak suatu peradaban yang berakar kuat dalam kepercayaan umat Hindu dunia. Kita tidak mau kehilangan warisan sejarah yang tak ternilai itu. Jembatan sepanjang 30 Km berusia 1,7 juta tahun ini harus diselamatkan umat dunia”

Wisata Religi 
Naskah historis tertentu, panduan perjalanan kuno, referensi kamus kuno dan beberapa peta tua  menyatakan dan memperkuat keyakinan religius dan regional bahwa jembatan itu adalah jembatan kuno. Pada  2007  Sri Lankan Tourism Development Authority melihat kemungkinan untuk mempromosikan  wisata religi untuk  peziarah Hindu  di India, dengan memasukkan salah satu fenomena   yaitu “Ramayana Trail”, memperingati legenda dari Shri Rama. Tapi para sejarahwan Sri Lanka mengutuk hal itu sebagai “sebuah penyimpangan besar dari sejarah Sri Lanka”.  Vaishnawa News Network  dan beberapa kantor berita yang berbasis di Amerika Serikat menyarankan bahwa mereka menemukan  sisa dari jembatan Rama yang dibuat oleh Shri Rama dan para pasukan kera, seperti yang tercantum di Ramayana dan itu bukanlah formasi alami, , sesuai dengan klain tahun 2002 oleh NASA.  Sebuah tim dari  Centre for Remote Sensing (CRS) of Bharathidasan University, Tiruchi dipimpin oleh Professor S.M. Ramasamy pada 2003 menyatakan  ”daratan / pantai yang terbentang antara Ramanathapuram dan Pamban karena arus yang bergerak berlawanan dengan jarum jam  disebelah utara  dan searah jarum jam  diselatan Rameswaram dan  Talaimannar sekitar  3,500 tahun yang lalu.” dan  ”karena pengecekan tahun dengan karbon  hampir sesuai dengan terjadinya Ramayana, kaitan  dengan epos Ramayana perlu diteliti lebih lanjut”. .Mantan  direktur dari  Geological Survey of India, S. Badrinarayanan, menyatakan formasi alami seperti itu tidak mungkin bisa terjadi. Dia membuktikan untuk hal yang sama  dengan terjadinya pasir yang hilang pada lapisan batu karang  disepanjang bentangan. Koral umumnya terbentuk diatas karang. Dia merasa bahwa tidak dilakukan analisis yang mendalam oleh Geological Survey of India sebelum memutuskan Projek Terusan  Sethusamudram. Pemerintah  India, dalam pembelaannya di Mahkamah Agung India, menyatakan tidak ada bukti bahwa jembatan itu dibangun oleh Shri Rama dalam kaitannya dengan projek terusan.  Pengadilan Tinggi  Madras menyatakan bahwa jembatan Shri Rama adalah buatan manusia



Faktanya juga adalah bentuk dari jembatan tidak seperti pada umumnya sebagai akibat dari bentukan geologi  Studi Arkeologi masih sedang berjalan dan beberapa arkeoloog menyatakan menemukan bukti baru bahwa jembatan tersebut adalah buatan manusia.. Misalnya beberapa peneliti dari Bharathidasan University, Tiruchirappalli, menyatakan bahwa “jembatan” itu hanyalah berumur 3.500 tahun. Artikelnya yang mengkaitkan jembatan itu dengan Ramayana telah menarik perhatian komunitas ilmuwan.

Artikel selanjutnya :
“Pura Ratu Patih”. pembius sehingga korbannya tidak sadar, waktu tubuhnya digerogoti semut, dan ketika bangun bagian tertentu tubuhnya tinggal tulangnya saja. Nampaknya koloni semut jenis ini waktu itu belum begitu besar, sehingga mereka menyerang bagian tubuh tertentu  dan  tidak  sampai memakan habis korbannya............ paranormal kondang Ki Gendeng Pamungkas ketika lewat disebelah desa Bongancina menyempatkan diri untuk melaksanakan meditasi di Pura Ratu Patih. .........

Sumber :
  1. Ramayana Trail Executive Committee
  2. Wikipedia, the free encyclopedia
  3. South Asia Centre, The Ramayana
  4. Vedas, Zeenews Bureauvalmikiresearch.comwww.ramayanaresearch.info Jain Ramayana
  5. Rama and the Ramayana: Lessons in Dharma, Jean Johnson, New York University
  6. Ramayan, The British Library Board.
  7. Ramayana : Summary, www//myhome.org/ramasummary
  8. Ramayana Story, www.indhistory.org
  9. Ramayana, Irmawan Hadi Saputra
  10. Ramayana, Wikipedia the Free Encyclopedia
  11. Ramayana, Zee News
  12. Religions Texts At A Glance
  13. Short Story From Ramayana, Bhakti Vedanta Library Services
  14. The Ramayana : The Telling of the Ancient Indian Epic, South Asia Center
  15. The Ramayana, British Library
  16. The Story of Ramayana by Subhamoy Das, About.com
  17. Valmiki Ramayana, www//valmikiramayana.net
  18. Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

Belum ada Komentar untuk "TENTARA KERA MEMBANGUN JEMBATAN RAMAYANA - 12"

Posting Komentar

Add